Utsman, Bapak Daulah Utsmaniyah


Seperti yang kita ketauhi selama ini bahwa Turki merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah yang gemilang. Yang salah satunya terjadi saat adanya Daulah Utsmaniyah. Banyak sekali peristiwa penting yang terjadi pada Daulah Utsmaniyah. Mungkin salah satu yang terkenal adalah penaklukkan Konstatinopel oleh Sultan Muhammad II atau yang dikenal dengan Muhammad Al Fatih. Daulah ini telah bertahan selama 6 abad dari 1299 sampai 1923.

            Seluruh peristiwa itu tidak akan terjadi tanpa adanya seseorang yang mendirikan Daulah Utsmaniyah sekaligus bapak dari Daulah Utsmaniyah yaitu Utsman bin Erthugrul. Utsman bin Erthgrul lahir pada tahun 1258 di kota Sogut. Ayahnya bernama Erthgrul Gazi bin Sulaiman dan ibunya bernama Khalima Khanum. Utsman bin Erthgrul memiliki badan yang tinggi, wajah bulat, kulit muka gelap, mata coklat, bulu mata yang tebal, dan bahu yang lumayan besar.
            Utsman bin Erthgrul memiliki dua istri yang masing – masing dari mereka memberinya satu anak. Istri pertamanya adalah Malhun Khatun, darinya Utsman mempunyai anak bernama Orkhan I yang menjadi pewaris tahtanya. Istri keduanya adalah Bala Khatun, darinya pula lahir Alauddin Pasha.
            Pada tahun 1281, Utsman bin Erthgrul menggantikan ayahnya yang meninggal untuk menjadi kepala Suku Kayi ketika berumur 23 tahun.  Pada saat inilah, banyak para tentara bayaran berdatangan kepadanya yang dengan harapan dapat melemahkan Kerajaan ortodoks. Di masa kepemimpinannya pula, penduduk Turki berangsur angsur bertambah dengan banyaknya pengungsi yang melarikan diri dari Mongol.
            Banyak daerah juga yang menjadi takluk di bawah kepemimpinannya, salah satunya adalah Brussa akhirnya takluk di hadapan Daulah Utsmaniyah setelah beberapa tahun pengepungan. Pemimpin Brussa yang bernama Ikrinus pun akhirnya masuk Islam dan diangkat menjadi komandan.
            Utsman bin Erthgrul meninggal tahun 1326 di Sogut. Beliau meninggalkan sebuah wasiat kepada anaknya yang berbunyi:
            “Wasiatku kepada anak – anakku dan sahabat – sahabatku. Berusahalah untuk selalu menegakkan agama Islam yang muliadengan senantiasa berjihad fi sabilillah. Pegang teguhlah panji Islam yang mulia di tempat paling tinggi dengan jihad paling sempurna. Selalu baktikan diri kalian kepada Islam. Sebab, Allah ‘Azza wa Jalla telah memberikan tugas kepada seorang hamba yang lemah seperti diriku untuk menaklukkan negeri –negeri. Berangkatlah kalian berbekal kalimat tauhid ke negeri yang paling jauh dengan semangat jihad kalian fi sabilillah. Jika ada keturunanku yang menyimpang dari kebenaran dan keadilan, niscaya dia tidak akan menerima syafaat Rasulullah saw. Saat dikumpulkan di Padang Mahsyar.
            Wahai anakku! Di dunia ini, tak ada satu orang pun yang tidak tunduk pada kematian. Sungguh, aku merasa ajalku telah dekat, sesuai dengan putusan Allah swt. Oleh karena itu, saya serahkan ini kepadamu. Selamat tinggal, anakku. Berlaku adillah alam segala urusanmu.”
            Dengan berakhirnya wasiat tersebut, berakhir pula perjalanan Utsman bin Erthgrul di dunia. Memang jasanya bagi Daulah Utsmaniyah belum terasa saat masa kepemimpinannya. Namun hal itu terasa saat masa kepemimpinan setelahnya.
(Dikutip dari berbagai sumber)

Komentar