Sekigahara, Perang Dua Mata Angin


Sekigahara merupakan salah satu peperangan yang mempengaruhi sejarah Jepang. Perang tersebut merupakan perang yang menentukan siapakah yang berhak menjadi penguasa negeri matahari terbit sehingga disebut Tenka wakeme no tatakai atau pertempuran yang menentukan pemimpin Jepang. Perang ini melibatkan dua kubu yang bersebrangan antara pengikut klan Toyotomi dari barat dan pengikut Tokugawa dari timur yang terjadi tahun 1600M. Perang tersebut terjadi akibat adanya perebutan kekuasaan di Jepang setelah wafatnya Toyotomi Hideyoshi. Suasana perang ini didukung dengan adanya kabut tebal yang membuat kedua pihak baik pasukan barat yang dipimpin oleh Ishida Mitsunari maupun pasukan timur yang dipimpin Tokugawa Ieyasu saling menunda serangannya saat tiba di Sekigahara.
                Pertempuran ini dilatarbelakangi konflik militer saat masa pemerintahan Toyotomi Hideyoshi. Konflik tersebut semakin bertambah sejak wafatnya Toyotomi Hideyoshi. Wafatnya Hideyoshi membuat adanya usaha untuk mendapatkan kekuasaan dan menyebabkan berbagai persaingan politik. Hal itulah yang membuat Tokugawa Ieyasu dan Ishida Mitsunari melakukan pencarian kawan dan melakukan pertempuran di Sekigahara. Dalam hal ini, Mitsunari mendapatkan keuntungan dengan merebut pengaruh para daimyo, khususnya yang berada di wilayah barat. Sedangkan Ieyasu sendiri berhasil mendapat dukungan dari Kato Kiyomasa dan Masanori Fukushima yang merupakan mantan pengikut Toyotomi.
                Pada awal peperangan, kedua pasukan ragu untuk melakukan serangan dikarenakan kabut yang tebal dan membuat mereka untuk melihat kubu lawan. Peperangan pun dimulai setelah pasukan Matsudaira Tadayoshi dari pasukan timur melepaskan tembakan kea rah pasukan Ukita Hideie dari pasukan barat. Pertempuran ini diperkirakan akan dimenangkan pasukan barat yang unggul dalam jumlah pasukan dan formasi pasukan yang dipakai. Namun keadaan mulai terbalik setelah membelotnya para anggota pasukan timur seperti Kobayakawa Hideaki yang disusul oleh Wakisaka Yasuharu, Ogawa Suketada, Akaza Naoyasu dan Kutsuki Mototsuna setelah melihat situasi pertempuran.
                Pembelotan tersebut membuat pasukan barat tercerai berai. Akhirnya pasukan barat pun menemui kekalahannya di Sekigahara. Sang komandan Ishida Mitsunari pun ditangkap dan dieksekusi bersama Konishi Yukinaga dan Ankokuji Ekei di Kyoto. Hanya Shimazu Yoshihiro yang berhasil melarikan diri dari pertempuran karena dilindungi oleh Ata Moriatsu yang menyamar sebagai dirinya. Ieyasu pun memberi hukuman kepada pihak daimyo yang menentangnya dan hadiah kepada pihak daimyo yang mendukungnya di perang Sekigahara. Dengan berakhirnya perang Sekigahara maka Tokugawa Ieyasu pun secara langsung dianggap sebagai penguasa negeri matahari terbit. Beberapa tahun setelahnya dibentuklah keshogunan Tokugawa yang bertahan hingga datangnya penjajah. (Dikutip dari berbagai sumber)

Komentar