Judul : Panggilan Bersatu
Pengarang : Buya Hamka
Penyusun : Yusuf Maulana
Penerbit : Galatamedia
Tebal Halaman : xvi+252
Kita sebagai umat islam patutnya menyadari apa yang telah terjadi pada bangsa ini setelah merdeka adalah adanya upaya untuk menyudutkan kita. Upaya itu secara sadar atau tidak, dilakukan orang-orang kristen yang dakwahnya telah menyatu dengan budaya kita ataupun dari kaum yang tidak mempercayai Tuhan. Banyak sarjana dari Barat yang memiliki ilmu tinggi tetapi keilmuannya itu hanya berfungsi sebagai perusak agama kita ini. Oleh karenanya, apa yang harus kita lakukan adalah senantiasa melawannya dengan senjata mereka pula sebagaimana kita menggunakan senjata Barat saat pemberontakan.
Saat ini umat islam Indonesia dari dalam menghadapi permasalahan yang disebut ikhtilaf. Perbedaan ini terjadi pada prinsip dalam pemahaman terkait sumber rujukan keislaman. Golongan yang satu cenderung bertahan pada pandangan yang lama dan ketika orang lain berusaha mengutak utiknya, hal tersebut akan menimbulkan kekacauan. Di lain pihak, terdapat golongan yang memiliki prinsip untuk meninjau kembali rujukan yang ada agar dapat menyesuaikan dengan zaman. Di dalam hal ini tentu saja perlu adanya pemahaman yang benar untuk bisa menyatukan kedua golongan tersebut. K.H. Hasyim Asy’ari menyerukan kepada kaum muslimin agar senantiasa menghilangkan fanatismenya dalam hal cabang.
Perpecahan yang terjadi ini sebenarnya merupakan pengulangan sejarah di masa lampau. Saat itu umat islam sedang mengalami pertikaian hebat terutama dalam hal perebutan kekuasaan. Hebatnya pertikaian tersebut sampai membuat seorang pihak kerajaan rela bekerja sama dengan musuhnya agar dapat menaiki tahta kerajaan. Di masa inilah akhirnya lahir generasi yang sadar akan perpecahan ini. Generasi ini disebut generasi shalahuddin.
Panggilan Bersatu merupakan kumpulan tulisan Buya Hamka yang dikumpulkan dan disusun oleh Yusuf Maulana. Buku ini berisi tulisan-tulisan Buya Hamka yang dimuat dalam Gema Islam, Pandji Masyarakat, dan Hikmah. Disini Buya Hamka membagikan kegelisahannya terkait perpecahan umat yang ada saat itu. Terutama saat itu terdapat golongan yang ingin mempertahankan keyakinan terhadap islam sejak zaman dahulu dan juga yang menginginkan pembaharuan.
Melalui buku ini Yusuf Maulana berusaha menyajikan kembali pemikiran Hamka sebagai solusi untuk bangsa Indonesia di tengah perpecahan yang ada sekarang ini. Buku ini berisi 20 tulisan Hamka dari tiga sumber yang telah disebutkan. Ada dua bagian besar di dalam buku ini, yaitu Persatuan Umat dan Menjayakan Umat.
Pada bagian Persatuan Umat, terdapat tulisan-tulisan Buya Hamka yang berusaha mengingatkan umat agar tetap bersatu di tengah perbedaan disertai dengan nasehat dari ulama terkemuka saat itu dan tokoh yang dapat dijadikan panutan. Bagian Menjayakan Umat berisi tentang nasehat Hamka agar umat senantiasa memperbaiki diri dan mulai disinggung dengan berbagai tantangan yang menanti.
Hal yang menarik dalam buku inj adalah bagaimana penyusun buku ini dapat membuat pembaca seakan akan merasakan seperti mendapatkan petuah langsung dari Buya Hamka. Ciri khas Buya Hamka pun dapat terlihat dari kata-katanya yang dapat menggugah jiwa. Selain itu di dalam tulisan-tulisan Hamka terdapat beberapa cerita yang dapat menginspirasi terutama tentang Shalahuddin Al-Ayyubi yang sampai diceritakan dalam satu bab khusus.
Bagi yang merindukan tulisan dari Buya Hamka, buku ini wajib dimiliki. Tulisan-tulisan yang yang ada di dalmnya sarat akan pemaknaan yang mendalam untuk menarik pelajaran dari berbagai situasi yang terjadi. Untuk yang sedang mencari buku yang dapat menumbuhkan motivasi, buku ini juga menjadi tepat untuk dibaca karena banyak sekali khazanah yang ada di dalamnya. Selain itu, ada hal menarik di dalam buku ini dimana penyusun tidak memuat sumber tulisan Hamka langsung di awalan bab ataupun penutup bab. Hal ini tentu akan membuat penasaran bagi para pembaca terutama yang terbiasa mudah menemukan sumber rujukan tulisannya. Melihat dari nama penyusun buku ini pun semakin membuat orang tidak akan meragukan kualitas tulisan di dalam buku ini.
Hata Raharjo merupakan seorang manusia biasa yang biasa dipanggil Hata atau Jo Hat. Lahir di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 1996. Saat ini menimba ilmu di Fakultas Kehutanan UGM. Untuk menghubunginya dapat melalui instagram melalui akun @jo_hat, Facebook Hata Raharjo, Line @hataraharjo, dan sms/wa 085282351033. Blog pribadi yang dimilikinya yaitu raharjo-hata.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar