Asasuddin Shirkuh merupakan seseorang yang berjasa dalam
perebutan negeri piramida Mesir pada masa akhir Dinasti Fatimiyah. Lebih
tepatnya lagi penaklukkan tersebut menjadi salah satu sebab runtuhnya Dinasti
Fatimiyah di Mesir. Pada penaklukkan tersebut, Shirkuh yang merupakan panglima
militer kepercayaan Nuruddin Zanki mengajak keponakannya Sholahuddin untuk
merebut negera tersebut.
Asasuddin
Shirkuh merupakan adik dari Najmuddin Ayyub, ayah dari Sholahuddin yang
merupakan orang kepercayaan Imaduddin Zanki dan anaknya, Nuruddin Zanki.
Asasuddin Shirkuh dilahirkan di Dvin, daerah selatan Turki 1130 dari sang ayah
yang memiliki nama Syadzi bin Marwan. Tahun 1130 Shirkuh bersama keluarganya
pindah ke Tikrit yang dekat dengan Baghdad.
Di
Tikrit, karena ayahnya punya reputasi politik oleh penguasa Saljuk yang bernama
Mujahiduddin Bihruz akhirnya Shirkuh dan kakaknya, Najmuddin diberikan
kekuasaan di sana. Masing – masing Najmuddin menjadi gubernur Tikrit dan
Shirkuh menjadi penguasa benteng. Namun pada tahun 1137/1138 terjadi insiden
dimana Shirkuh membunuh seorang pejabat karena membela seorang perempuan yang
menjadi korban pelecehan secara seksual oleh pejabat tersebut. Hal tersebut
membuat Najmuddin dan Shirkuh harus meninggalkan Tikrit.
Mereka
meninggalkan Tikrit menuju ke arah Mosul. Di Mosul inilah keduanya menjadi
pengikut setia Imaduddin Zanki yang membalas kebaikan Najmuddin saat pasukan
Imaduddin diperbolehkan melewati Tikrit setelah mengalami kekalahan oleh
pasukan Abbasiyah – Saljuk. Shirkuh pun menjadi pasukan militer Imaduddin
Zanki.
Setelah
terjadi suatu insiden yang membuat Imaduddin Zanki wafat pada tahun 1146,
kekuasaan mulai diambil alih oleh anaknya yang bernama Saifuddin dan Nuruddin.
Pasukan muslim saat itu sedang sibuk – sibuknya menghadapi pasukan Frank dalam
Perang Salib II. Tidak lama setelah
berakhirnya perang tersebut Saifuddin meninggal yang membuat kekuasaan diambil
alih oleh Nuruddin. Pada tahun yang sama juga sahabat Nuruddin yang merupakan
emir Damaskus Mu’inuddin Unur meninggal. Nuruddin pun merasa tidak suka dengan
pengganti sahabatnya tersebut. Hal itu membuat Nuruddin mulai melakukan
penaklukkan. Pada penaklukkan ini Shirkuh sempat menjadi utusan Nuruddin yang
ditolak oleh emir kota tersebut. Pada akhirnya pasukan Nuruddin dan Shirkuh
berhasil membuat takluk Damaskus pada tahun 1154.
Hal
yang membuat nama Shirkuh terkenal adalah saat terlibat dalam penaklukkan Mesir
dari DInasti Fatimiyah. Pada tahun 1164 Shawar meminta bantuan Nuruddin untuk
menyingkirkan saingannya yang bernama DIrgham. Setelah pasukan Dirgham berhasil
dikalahkan ternyata Shawar berkhianat dan meminta bantuan Raja Yerusalem
Amalric untuk mengusirnya. Akhirnya setelah kembali ke Damaskus Shirkuh kembali
menghimpun pasukan untuk menaklukkan Mesir.
Pada
tahun 1167 Shirkuh kembali melakukan penaklukkan, kali ini dia mengajak
Sholahuddin Yusuf Al Ayyubi yang yang merupakan keponakannya dalam penaklukkan
ini. Pada awalnya pasukan Shirkuh berhasil mengalahkan pasukan Almaric dalam
pertempuran di kota Al Babayn dan berlanjut pada penaklukkan kota Aleksandria.
Namun saat di Aleksandria mereka dikepung oleh pasukan Amalric. Akhirnya karena
keadaan yang terdesak Shirkuh membuat kesepakatan damai dengan Amalric.
Sholahuddin dan pasukannyayang berada dalam kepungan pun bisa meninggalkan
Aleksandria.
Satu
tahun setelah peristiwa tersebut Amalric melakukan usaha penaklukkan di Mesir.
Utusan dari Kairo pun datang untuk meminta bantuan ke Nuruddin. Nuruddin pun
menunjuk Asasuddin Shirkuh untuk kembali menjadi pemimpin militer. Ia kembali
mengajak Sholahuddin untuk ikut. Awalnya Sholahuddin menolak untuk ikut karena
pengalaman pahitnya saat dikepung di Aleksandria. Namun Shirkuh dapat membuat
Nuruddin menyuruh Sholahuddin untuk ikut bersamanya. Pada tahun 1169 mereka pun
memulai penaklukkan.
Di saat
yang sama Amalric sudah sangat kesulitan untuk mengalahkan penduduk Mesir.
Akhirnya pasukan dari Yerusalem pun mundur pada tanggal 2 Januari 1169.
Seminggu kemudian pasukan Shirkuh tiba di Kairo tanpa harus melawan pasukan
Amalric. Shawar pundieksekusi beberapa hari kemudian oleh Sholahuddin setelah
mendapat persetujuan dari Khalifah Dinasti Fatimiyah saat itu, Al Adid. Dan
Shirkuh pun diangkat menjadi wazir Mesir yang baru.
Dua
bulan kemudian , tepatnya tanggal 23 Maret 1169 Shirkuh meninggal dunia karena
suatu penyakit. Akhirnya kekuasaan yang dipegangnya diserahkan ke Sholahuddin
yang kelak akan menghapuskan Dinasti Fatimiyah dan membuat Dinasti Ayyubiah di
sana. Kelak Sholahuddin yang terkenal di barat dengan sebutan Saladin tersebut
akan menjadi penakluk Yerusalem dan menjadi salah satu pahlawan muslim yang
terkenal dalam perang salib.
Walaupun
hanya bisa berkuasa selama dua bulan di Mesir, Asasuddin Shirkuh telah membuat
jasa yang cukup besar bagi kaum muslimin. Salah satunya adalah berhasilnya
Shirkuh dalam mengajak Sholahuddin dalam penaklukkan Mesir tahun 1169. Andai
saja Shirkuh tidak berhasil mengajak Sholahuddin dalam penaklukkan tersebut
pasti tidak aka nada Sholahuddin Al Ayyubi yang namanya dielu elukan orang
hingga sekarang.
Komentar
Posting Komentar