Nahdlatul Ulama dan Hari Santri Nasional

oleh : M. Fijar Lazuardi 

(Ketua HM Sejarah Undip 2016)

Mari kita sedikit berbicara sejarah. NU sebagai suatu organisasi berdiri sekitar awal tahun 1926. Ia berdiri pada periode yang disebut dengan periode Pergerakan Nasional (1900-1930) . Sebuah periode dimana tumbuh menjamur organisasi di Hindia Belanda sebagai penguat identitas kebangsaan. NU berdiri atas identitas kaum santri yang berlandaskan Ahlussunnah wal Jamaah. Ia tumbuh bersama kultur masyarakat rural di seluruh Indonesia terutama Jawa dan Madura. 
Sejak tahun berdirinya, NU dikenal sebagai organisasi yang "ga macem-macem" dengan pemerintah kolonial. Tidak seperti organisasi lain yang sering merongrong pemerintah secara garang seperti Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia dan lain-lain. Hanya beberapa kritik ringan sampai sedang saja yang dikeluarkan. NU "mungkin" beranggapan bahwa "jika islam berada di negeri yang bukan islam, namun menjamin hak-hak beribadah umat islam, maka hukumnya boleh untuk tidak melawan." Pada zaman Jepang NU berada di baris depan untuk menolak Seikerei. Akibatnya tentara Jepang melakukan teror di pondok-pondok sampai penangkapan pemimpin tertingginya K.H Hasyim Asy'ari, NU masih tergolong kalem dalam meresponnya, tidak grasak-grusuk. 
Singkat cerita, Indonesia merdeka. Wujud nyata dari suatu negara bernama Indonesia sudah terbentuk. Gegap gempita masyarakat di segala pelosok begitu terasa, termasuk NU. Selang beberapa bulan pasca kemerdekaan, Belanda kembali datang melakukan aksi polisionil. Beberapa pasukan Jepang juga masih berada untuk menjamin status quo.
Tepat pada 22 Oktober 1945, atas dasar kepentingan nasional dan kedaulatan negara yang sudah nyata bentuknya, para pimpinan NU mengeluarkan Resolusi Jihad yang berisi perintah untuk mempertahankan Agama dan Negara. Dengan resolusi itu, seluruh lapisan masyarakat, petani, pedagang biasa, buruh terutama santri bergerak untuk mengusir penjajahan baru. NU seolah berubah dari air telaga yang tenang menjadi gelombang samudra yang mengamuk. Jika boleh saya menginterpretasikan secara singkat bahwa NU merupakan organisasi dengan cakupan masyarakat grassroots yang luas. Santri sebagai simbol identitas NU, yang berjumlah puluhan ribu kala itu, menjadi alasan konkrit pasukan cadangan Indonesia tidak ada habis-habisnya. Mereka bergerak lewat satu komando bersejarah yang disebut dengan Resolusi Jihad. Selamat Hari Santri Nasional. (Dirangkum dari berbagai sumber)

Komentar