"Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gelita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."
(QS. Yunus: 27)
Al Mudzil, yang secara bahasal bermakna menimpakan kehinaan. Kekufuran manusia atas nikmat Allah menjadikan manusia ditimpakan kehinaan atas dirinya. Allah telah memerintahkan kita untuk selalu penuh syukur atas segala nikmat, Allah pinta kita untuk membermanfaatkan nikmatNya di jalan Allah, namun kita seringkali alfa, bahkan sengaja. Ada yang menjadi budak harta, ada yang menjadi budak tahta, hingga yang menjadi budak wanita.
Pun Allah senantiasa mengukur kehinaan yang ia timpakan, sesuai dengan yang mampu dipikul oleh hamba-hambaNya. Untuk itu, senantiasalah kita untuk melihat dan merefleksikan kembali, segala niat yang kita punya, segala bentuk kegiatan yang kita miliki. Agar semuanya, selalu bermuara kepada jalan Allah, dan selalu senantiasa memberikan kebaikan kepada lingkungan.
Wallahu'alam bissawab
Referensi:
Sujatmiko, Fajar. Al Mudzill (Maha Menghinakan) . November 2011. http://ruangpustaka.blogspot.co.id/2011/11/al-mudzill-maha-menghinakan.html?m=1
©FajrStudio
Masjid Mardliyyah UGM
Komentar
Posting Komentar