”Dan cukuplah Allah menjadi saksi.”
(QS. An-Nisa 4:79)
Sebagai pencipta manusia, Allah dapat mengawasi berbagai kehidupan yang dijalani manusia. Apa yang dilakukan seseorang dan akibat yang ditimbulkannya senantiasa disaksikan Allah dari berbagai sisi. Kemampuan Allah untuk melihat dari berbagai sisi dikarenakan pengindraanNya yang sempurna. Tidak seperti pengindraan manusia yang hanya dapat berfungsi apabila Allah kehendaki untuk berfungsi.
Hamba yang merasa terawasi senantiasa mengamalkan segala perbuatan dengan ihsan, seperti yang disabdakan rasululullah “beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihatnya, apabila kamu tidak mampu maka Allah senantiasa melihatmu”.
Perbuatan tersebut harus senantiasa ditimbang untung ruginya di mata Allah, bukan di mata hambaNya. Karena penguasaan Allah yang luas, maka sudah dapat dipastikan bahwa Dia akan senantiasa berada di sisi hambaNya walaupun sang hamba merasa “sendiri”.
Salah satu perbuatan yang sulit dilakukan adalah menjaga diri ketika sendiri. Kita sebagai hambaNya perlu senantiasa melakukan evaluasi terhadap apa yang kita lakukan. Sebab, apa yang kita lakukan tidak hanya kita pertanggungjawabkan kepada manusia saja, tetapi juga kepada Allah. Bahkan, pertanggungjawaban tersebut lebih berat nantinya kelak.
Wallahu a’lam
Sumber Bacaan :
Assayyid, Muhammad Mustafa Bakri. 2014. Beautiful Names of Allah
Azzaino, H.S.Z. 1989. Allah dalam Seri Axiomatika Ilmiah Ilahiah Asma-ul Husna
©Fajr Studio
Masjid Mardliyyah UGM
Komentar
Posting Komentar