.“Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil.”
Allah menciptakan seluruh makhluknya dan membuat mereka hidup. Dia juga mematikan mereka pada waktu yang tidak kita ketahui. Akan tetapi, Allah juga membuat makhluknya hidup kembali agar senantiasa memberikan balasan terhadap apa yang mereka lakukan selama hidup. Namun, apakah makna dari nama Allah ini hanya dimaksudkan untuk kuasa Allah di hari kebangkitan?
Kata Al-Mu’iid berasal dari kata ‘aada-ya’uudu yang berarti kembali. Kembali dalam hal ini bisa bermakna mengulang sebagaimana makna i’aadah sholat yang berarti mengulang sholat. Dengan kuasaNya, Allah dapat saja dengan mudah menghidupkan makhluknya lagi di dunia ataupun mengembalikan hidup makhluknya nanti saat hari kebangkitan. Dia juga dapat mengembalikan kehidupan suatu kaum dengan menjadikan para pengganti dari kaum yang telah mati. Dia pun mampu membuat mekanisme penyembuhan sel-sel yang telah mati dalam tubuh makhlukNya agar dapat bertahan hidup.
Dialah Yang Maha Mengembalikan Kehidupan, tidaklah berarti apa-apa kita tanpa kuasanya. Ketika kita dalam keadaan sakit, jangan sampai kita lupa bahwa yang dapat menyembuhkan kita ialah Allah dengan menghidupkan sel-sel mati di samping ikhtiar kita untuk menyembuhkan diri kita. Hal lainnya yang perlu kita teladani dari nama Allah ini adalah sudah sejauh manakah persiapan kita sebelum dibangkitkan lagi? Adakah cukup bekal yang kita miliki untuk menghadapinya?
Wallahu a’lam
Sumber Bacaan :
Azzaino, H.S.Z. 1989. Allah dalam Seri Axiomatika Ilmiah Ilahiah Asma-ul Husna
Munawwir, A.W. dan Fairuz, M. 2007. Kamus Al-Munawwir
©Fajr Studio
Masjid Mardliyyah UGM
Komentar
Posting Komentar