"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)"
(Q.S. Al Baqarah 2:255)
Dialah Allah, Sang Pencipta yang hidupNya kekal dan abadi. Kehidupannya tentu berbeda dengan kehidupan yang dimiliki makhluk-makhluknya. Dia bebas bergerak atas kemauanNya sendiri dengan kekuatan dan arah tujuan yang telah dimiliki. Bagaimana dengan makhluk? Tentu saja mereka tetap dapat bergerak atas kemauan sendiri, namun hal itu tidak dapat terjadi apabila tidak ada ruh yang ditiupkan ke dalam jasadnya.
Sudah seberapa kuatkah keimanan kita kepada Allah Yang Maha Kekal HidupNya? Ketika kita menemukan penampakan entah sesosok wanita dengan baju putih ataupun anak kecil, lantas apa hal pertama yang kita ingat? Apakah langsung menyebut namaNya atau malah lari ketakutan? Mungkin pertanyaan itu bisa kita jawab sendiri-sendiri.
Mungkin telah banyak contoh yang kita dapatkan terkait bagaimana kuasa Allah yang hidupNya selalu kekal. Ketika Fir’aun mengaku tuhan, lantas yang mati adalah Fir’aun. Ketika beberapa ilmuwan sekuler yang mengatakan Tuhan telah mati, lantas siapa yang akhirnya mati? Lantas dengan cara apa lagi kita perlu yakin adanya Allah ketika contoh tersebut tidak menguatkan kita?
Sebagai hambaNya, perlu kita tanamkan dalam hati kita dengan iman kepadaNya. Apabila sudah tertanam dengan dalam, insya Allah iman tersebut akan tumbuh dan berkembang seiring ketaatan kita kepadaNya. Dia juga senantiasa menerima keimanan hambaNya meskipun hamba tersebut membawa dosa sebesar bumi. Dialah Allah yang Maha Hidup Kekal. Selama kita hidup, mari kita manfaatkan untuk senantiasa menaati perintahNya.
Wallahu a’lam
Sumber Bacaan :
Azzaino, H.S.Z. 1989. Allah dalam Seri Axiomatika Ilmiah Ilahiah Asma-ul Husna
©Fajr Studio
Masjid Mardliyyah UGM
Komentar
Posting Komentar